Makalah Optimasi Query Terdistribusi

Makalah Optimasi Query Terdistribusi

1           LANDASAN TEORI

1.1        Pengertian basis data

Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya.
Basis data (database) adalah kumpulan dari berbagai data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Basis data tersimpan di perangkat keras, serta dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak. Pendefinisian basis data meliputi spesifikasi dari tipe data, struktur dan batasan dari data atau informasi yang akan disimpan. Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi pada para pengguna atau user. Tujuan utama DBMS adalah untuk menyediakan tinjauan abstrak dari data bagi user. Jadi sistem menyembunyikan informasi mengenai bagaimana data disimpan dan dirawat, tetapi data tetap dapat diambil dengan efisien. (Hednrifadilah, 2008)

1.2         Definisi optimasi query

       Optimasi query merupakan suatu proses untuk menganalisa query untuk menentukan sumber-sumber apa saja yang digunakan oleh query tersebut dan apakah penggunaan dari sumber tersebut dapat dikurangi tanpa merubah output. Atau bisa juga dikatakan bahwa optimasi query adalah sebuah prosedur untuk meningkatkan strategi evaluasi dari suatu query untuk membuat evaluasi tersebut menjadi lebih efektif.
       Dimana optimasi query dapat berupa :
1.      Operasi urutan eksekusi(relational)
2.      Metode akses untuk relasi yang tepat
3.      Algoritma untuk menjalankan operasi (khususnya dalam join)
4.      Urutan per gerakan data antar site
       Dari daftar diatas , ada 2 aspek esensial dari proses query dalam lingkungan terdistribusi, yaitu :
1.      Data dan pesan ditransmisikan melalui jalur komunikasi, hal ini akan berakibat pada lambatnya proses.
2.      Keberadaan banyak prosedur dalam jaringan, hal ini akan menimbulkan adanya oportunisi utuk terjadinya paralle-processing dan transaksi data sehingga akan menaikkan speed-up.

 


2           PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Optimasi Query

Optimasi Query adalah proses untuk menjamin minimalisasi total cost atau total response time suatu query. Dimana optimasi query dapat berupa :
1.      Operasi urutan eksekusi (relational).
2.      Metode akses untuk relasi yang tepat.
3.      Algoritma untuk menjalankan operasi (khususnya dalam join).
4.      Urutan per gerakan data antar site.
Dari  daftar diatas, ada 2 aspek esensial dari proses query dalam lingkungan terdistribusi yaitu :
1.      Data dan pesan ditransmisikan melalui jalur komunikasi, hal ini akan berakibat pada lambatnya proses.
2.      Keberadaan banyak prosedur dalam jaringan, hal ini akan menimbulkan adanya oportunisi untuk terjadinya parallel-processing dan transaksi data sehingga akan menaikkan speed-up.

2.2         Type Dasar Optimasi

Secara umum  pada sebagian besar level, hal yang perlu diperhatikan dalam query adalah :
·         Respon time : merepresentasikan cost organisasi
·         Optimasi execution cost : membantu untuk meminimalkan penggunaan sumber data system dalam query, sehingga mereduksi cost.
Resource yang kritis dalam evaluasi query dalam database sentralisasi adalah : CPU, saluran I/O dan jalur telekomunikasi. Saluran I/O berfungsi untuk mengkontribusi cost loading data dari disk ke memory. Jika permintaan banyak, maka bisa menyebabkan “bottle neck” . sedang CPU cost sering diasumsikan sangat kecil dan diabaikan dalam system database. Untuk laju transmisi  jalur komunikasi lebih rendah dari kecepatan saluran I/O. Optimasi respon time membantu meminimalisasi respon time untuk query parallel (dengan adanya multiprosessor dalam network).

2.3         Variasi Cara Eksekusi Query

Secara umum optimasi query mengarah ke minimalisasi redundansi dan operasi yang tidak perlu, memilih cara fastest atau cheapest untuk membentuk operasi database, penjadwalan eksekusi yang baik dan menggunakan sub-metode standart dan shared.
Ada 2 komponen dasar dalam optimasi, yaitu :

1.      Query Transformation
Operator relational join dan project yang dapat dijalankan dengan cara berbeda.
2.      Query Mapping
Operator yang diimplementasikan menggunakan algoritma low-level yang bervariasi dan akses device, serta metode eksekusi operator relasional.
Dalam system terdistribusi, Transmisi pesan pada jalur komunikasi data diperlukan untuk mengontrol operasi evaluasi query. Sedangkan transmisi data diperlukan untuk mengirim hasil dan partial hasil antar site. Untuk membangun  optimasi query dapat menggunakan keduanya.
Berikut ini contoh pemilihan pengurutan operasi dalam system terdistribusi untuk 3 site.
Digunakan query join dan select pada 3 relasi dan 3 site yang berbeda. Misalkan site yang ada adalah : Site Hospital, Site Health Center dan Site Community Care. Relasi yang ada adalah :
·         Hospit (pat_name, DOB, Admit, Discharge, Dept) dengan jumlah kardinalitas sebesar 200.000
·         Patient (pat_name, DOB, GP) dengan jumlah cardinalitas sebesar 10.000
·         Survey (pat_name, DOB, Weight, Type_of_work) dengan cardinalitas sebesar 100.000
Lakukan query  : Cari nama pasien dan Gaji pokok semua pasien yang memiliki berat > 100 kg dan telah mendapat perawatan di departemen orthopedic sejak 1 Januari!
Asumsi :
1.      Semua link komunikasi mempunyai cost/tuple yang sama dan ukurannya dengan cardinality.
2.      Dianggap 1% pasien dalam hospit memenuhi kriteria telah dirawat di Departemen orthopedic sejak 1 Januari. Dan kondisi tereduksi 50% karena efek operasi lain.
3.      Dianggap pasien yang memiliki berat > 100 Kg sebanyak 1 %.
OPTION
Pindahkan relasi pasien ke site community_care, lakukan join dengan relasi survey. Hasilnya pindahkan ke site tempat query untuk dijoinkan dengan relasi lain yang dieksport dari hospital.
Gambar 31. Join Antar Site
Jika cost untuk transmisi sebuah tuple = t, cost comparing dan kemungkinan loncat 2 tuple = c, serta dianggap hasilnya adalah 1000 tuple pada seleksi survey (1% dari 100.000), maka cost yang diperhitungkan terdiri dari :
·         Join (pasien dan restricted survey) = 10.000 × 1.000 c
·         Join (Hasilnya dan restricted hospit) = 200 × 1.000 c
·         Transmisi = 200 t + 10.000 t + 1.000 t = 11.200 t
Sehingga total cost adalah =
10.000 * 1.000 c + 200 * 1.000 c + 11.200 t
Pada proses query terdistribusi, sebuah query dipecah menjadi sub-query yang sesuai dengan site tempat menyimpan data. Eksekusi query terdiri dari sederetan eksekusi local (mungkin parallel) dan eksekusi global yang mengatur pergerakan data antar site. Tidak semua eksekusi lokal kronologis terhadap eksekusi global.

2.4         OPTIMASI PADA PERINTAH SQL

Desain aplikasi saja tidak cukup untuk meningkatkan kerja harus didukung dengan optimasi dari perintah SQL yang digunakan pada aplikasi tersebut. Dalam mendesain database, seringkali lokasi fisik data tidak menjadi perhatian penting. Karena hanya desain logik saja yang diperhatikan. Padahal untuk menampilkan hasil query dibutuhkan pencarian yang melibatkan struktur fisik penyimpanan data. Inti dari optimasi query adalah meminimalkan “jalur” pencarian untuk menemukan data yang disimpan dalam lokasi fisik. Optimasi perintah SQL meliputi :
1.      Index
     Index adalah objek pada MySQL yang berisi data yang terurut - dari nilai-nilai pada satu atau lebih field dalam suatu table. Sama seperti daftar isi pada sebuah buku, index terutama digunakan  untuk mempercepat pencarian terhadap suatu set data dengan kondisi tertentu - yang melibatkan kombinasi field yang sudah didefinisikan dalam suatu index. 
CREATE INDEX no_tes_idx
ON pelamar (no_tes) ;
Ket:
no_tes_idx adalah nama indeks yang dibuat
pelamar adalah nama tabel
2.      Menentukan Tipe Data
     Menentukan tipe data yang tepat memerlukan ketelitian dan analisa yang baik. Sebagai contoh, kita perlu mengetahui kapan kita menggunakan tipe data char atau varchar. Keduanya menampung karakter, bednya char menyediakan ukuran penyimpanan yang tetap (fixed-length), sedangkan varchar menyediakan ukuran penyimpanan sesuai dengan isi data (variable-length).
1.      Jangan Izinkan Allow Null
     Jika memungkinkan, kurangi penggunaan field yang memperbolehkan nilai null. Sebagai gantinya, dapat memberikan nilai default pada field tersebut. Nilai null kadang rancu dalam intepretasi programer dan dapat mengakibatkan kesalahan logika pemrograman. Selain itu, field null mengonsumsi byte tambahan sehingga menambah beban pada query yang mengaksesnya.
2.      Query yang Mudah Terbaca
     Query panjang yang ditulis dalam 1 baris jelas akan menyulitkan modifi kasi dan pemahaman, akan jauh lebih baik jika menuliskan query dalam format yang mudah dicerna. Pemilihan huruf besar dan kecil juga dapat mempermudah pembacaan, misalnya dengan konsisten menuliskan keyword SQL dalam huruf kapital, dan tambahkan komentar bilamana diperlukan.
3.      Hindari SELECT *
     SELECT * digunakan untuk melakukan query semua field yang terdapat pada sebuah table, tetapi jika hanya ingin memproses field tertentu, maka sebaiknya Anda menuliskan field yang ingin diakses saja, sehingga query Anda menjadi SELECT field1, field2, field3 dan seterusnya (jangan pedulikan kode program yang menjadi lebih panjang!). Hal ini akan mengurangi beban lalu lintas jaringan, terutama jika table tersebut memiliki banyak field dan berukuran besar.
4.      Batasi ORDER BY
     Penggunaan ORDER BY yang berfungsi untuk mengurutkan data, ternyata memiliki konsekuensi menambah beban query, karena akan menambah satu proses lagi, yaitu proses sort. Karena itu gunakan ORDER BY hanya jika benar-benar dibutuhkan oleh aplikasi Anda. Atau jika dimungkinkan, Anda dapat melakukan pengurutan pada sisi client dan tidak pada sisi server. Misalnya dengan menampung data terlebih dahulu pada komponen grid dan melakukan sortir pada grid tersebut sesuai kebutuhan pengguna.
5.      Subquery Atau JOIN
     Adakalanya sebuah instruksi dapat dituliskan dalam bentuk subquery atau perintah JOIN, disarankan untuk memprioritaskan penggunaan JOIN karena dalam kasus yang umum akan menghasilkan performa yang lebih cepat.
6.      Gunakan WHERE dalam SELECT
     Menulis suatu kondisi yang pasti bernilai true, misalnya SELECT .... WHERE 1=1. Bahkan tools open source phpMyAdmin yang berfungsi untuk menangani database MySQL selalu menyertakan default klausa WHERE 1 pada perintah SELECT, di mana angka 1 pada MySQL berarti nilai true.
7.      Kecepatan Akses Operator
     WHERE 1=1 dan WHERE 0 <> 1 sama-sama merupakan kondisi yang menghasilkan nilai true. Tetapi, dalam hal ini lebih baik Anda menggunakan WHERE 1=1 daripada WHERE 0 <> 1. Hal ini dikarenakan operator = diproses lebih cepat dibandingkan dengan operator <>.
8.      Membatasi Jumlah Record
     Membatasi jumlah record yang berpotensi mengembalikan record dalam jumlah besar (kecuali memang benar-benar dibutuhkan), pada SQL Server, Anda dapat menggunakan operator TOP di dalam perintah SELECT. Contohnya SELECT TOP 100 nama... akan menampilkan 100 record teratas field nama. Jika menggunakan MySQL, Anda dapat menggunakan LIMIT untuk keperluan yang sama.
9.      Batasi Penggunaan Function
     Gunakan fungsi-fungsi yang disediakan SQL seperlunya saja. Sebagai contoh, jika Anda menemukan query sebagai berikut: SELECT nama FROM tbl_teman WHERE ucase(nama) = ‘ABC’, nampak query tersebut ingin mencari record yang memiliki data berisi “abc”, fungsi ucase digunakan untuk mengubah isi field nama menjadi huruf besar dan dibandingkan dengan konstanta “ABC” untuk meyakinkan bahwa semua data “abc” akan tampil, walaupun dituliskan dengan huruf kecil, besar, ataupun kombinasinya
10.  Baca dari Kiri ke Kanan
     Query yang tulis akan diproses dari kiri ke kanan, misalkan terdapat query WHERE kondisi1 AND kondisi2 AND kondisi3, maka kondisi1 akan terlebih dahulu dievaluasi, lalu kemudian kondisi2, kondisi3, dan seterusnya. Tentunya dengan asumsi tidak ada kondisi yang diprioritaskan/dikelompokkan dengan menggunakan tanda kurung.
11.  Gambar dalam Database
     Database memang tidak hanya diperuntukkan sebagai penyimpanan teks saja, tetapi dapat juga berupa gambar. Akan lebih baik bagi kinerja database jika Anda hanya menyimpan link ataulokasi gambar di dalam database, dibandingkan menyimpan fisik gambar tersebut.
12.  Pengukuran Kinerja
     Jika menemukan sebuah query tampak tidak optimal, berusahalah menulis ulang query tersebut dengan teknik dan metode yang lebih baik. Semakin banyak query yang dapat dioptimasi, akan semakin baik kinerja aplikasi Anda. Terutama saat frekuensi pemakaian query tersebut relatif tinggi. 
13.  Back-up
     Buatlah back-up otomatis secara periodik, sebaiknya tes dan simulasikan prosedur restore database dan perhitungkan waktu yang diperlukan untuk membuat sistem pulih kembali jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan pada database. Lakukan proses back-up pada waktu di mana aktivitas relatif rendah agar tidak mengganggu kegiatan operasional.
14.  Banyak Jalan Menuju Roma
     Menuliskan ulang query dengan cara lain jika Anda melihat kemungkinan peningkatan kinerja, contohnya pada potongan query berikut:
WHERE SUBSTRING(nama,1,1) =’b’
Cara lain untuk menghasilkan record yang sama adalah sebagai berikut:
WHERE nama LIKE ‘b%’


3          PENUTUP

Kesimpulan
                   Optimasi query merupakan suatu proses untuk menganalisa query untuk menentukan sumber-sumber apa saja yang digunakan oleh query tersebut dan apakah penggunaan dari sumber tersebut dapat dikurangi tanpa merubah output. Atau bisa juga dikatakan bahwa optimasi query adalah sebuah prosedur untuk meningkatkan strategi evaluasi dari suatu query untuk membuat evaluasi tersebut menjadi lebih efektif.





















Daftar Pustaka

Edhy Sutanta, A. A. (2012). Pemanfaatan Database Kependudukan Terdistribusi pada Ragam Aplikasi Sistem Informasi di Pemerintah Kabupaten/Kota. Jurnal Sistem Informasi, 10.
Ermatita. (2009). Analisis Optimasi Query pada Data Mining. Jurnal Sistem Informasi, Vol 1, No 1, edisi April 2009.
Hednrifadilah. (2008, Februari). Hednrifadilah. Dipetik Maret 23, 2015, dari Hednrifadilah: http://hednrifadillah.files.wordpress.com/2008/02/sistem-data-terdistribusi.doc
Poerbaningtyas, E. (2009). Manajemen Sistem Terdistribusi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Prabowo, I. H. (2010). Simulasi Optimasi Query Menggunakan Histogram untuk Meminimalisasi Nilai Sumber Daya pada Database Terdistribusi. Tugas Akhir, 13.


PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pengertian Sistem dan Filsafat
Sistem dapat didefinisikan sebagai satu keseluruhan yang terdiri dari aneka bagian yang bersama-sama mebentuk satu kesatuan yang utuh. Tiap-tiap bagian merupakan tata rakit yang teratur, dan tata rakit itu sesuai selaras dengan tata rakit keseluruhan. Tiap-tiap bagian mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda dengan bagian yang lain, namun demikian tugas dan fungsi itu demi kemajuan, memperkuat keseluruhan tersebut. Suatu sistem harus memenuhi lima persyaratan seperti berikut ini :
a.       Merupakan satu kesatuan utuh dari unsur-unsurnya.
b.      Bersifat konsisten dan koheren, tidak mengandung kontradiktif.
c.       Ada hubungan antara bagian satu dengan bagian yang lain.
d.      Semuanya mengabdi pada tujuan yang satu yaitu tjuan bersama.
Sedangkan filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia. Philen berarti cinta, sedangkan Sophia berarti kebijaksanaan. Dengan demikian secara etimologis filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat dari segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
Pengertian filsafat dalam hubungannya dengan lingkup bahasannya maka mencakup banyak bidang bahasan antara lain tentanng manusia, alam, pengetahuan, etika, logika dsb. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka muncul filsafat yang berkaitan dengan bidang-bidang ilmu tertentu, antara lain filsafat politik, sosial, hukum, bahasa, ilmu pengetahuan, agama dll.
Adapun cabang-cabang filsafat yang pokok adalah sbb :
1.      Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang bereksitensi dibalik fisis, yang meliputi bidang-bidang, ontology, kosmologi dan antropologi.
2.      Epistemology, yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan.
3.      Metodologi, yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.
4.        Logika, yang berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil berfikir yang benar.
5.        Etika, yang berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
6.      Estetika, yang berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan

Filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran hakiki, karena filsafat telah mengalami perkembangan yang cukup lama tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya ruang, waktu, keadaan dan orangnya. Itulah sebabnya maka timbul berbagai pendapatmengenai pengertian filsafat yang mempunyai kekhusu­san­nya masing-masing, antara lain :
a.       Berfilsafat Rationalisme mengagungkan akal.
b.      Berfilsafat Materialisme mengagungkan materi.
c.       Berfilsafat Individualisme mengagungkan individualitas.
d.      Berfilsafat Hedonisme mengagungkan kesenangan.

Arti pancasila sebagai filsafat
Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman majapahit dalam kesatuan. Namun denga datangnya bangsa barat persatuan dan kesatuan itu dipecah mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia yang kaya raya ini. Arti pancasila sebagai dasar filsafat Negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia.
            Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi filsafat panacasila perl;u ilmu-ilmu yang erat kaitannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi filsafat sebagai berikut :
a.       Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental atau mendasar di kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat bangsa tersebut yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dari Negara .
b.      Filsafat pancasila mampu memberikan kebenaran yang substansi termasuk hakikat Negara, ide Negara, dan tujuan Negara,  tujuan Negara dapat kita temukan setiap konstitusi Negara yang bersangkutan. Karenanya tidak selalu sama dan bahkan ada kecenderungan perbedaan yang jauh sekali antara tujuan suatu Negara dengan Negara lain.
c.       Pancasila sebagai filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatuan berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihat jelas kalau Negara itu sudah berjalan keteraturan kehidupan bernegara.
2.      Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Sebagai sistem filsafat, pancasila yang terdiri dari bagian sila-silanya yang bersama-sama membentuk satu kesatuan yang utuh. Tiap-tiap bagian sila-silanya merupakan tata rakit yang teratur, dan tata rakit itu sesuai selaras dengan tata rakit keseluruhan pancasila.
Pancasila sebagai sistem filsafat berarti bahwa pancasila merupakan kesatuan pemikiran yang mendasar yang membawakan kebenaran yang substansial atau hakiki. Jadi, pancasila bukanlah hasi pemikiran yang secara spontan timbul dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Apa yang dipikirkan oleg Bug Karno telah memenuhi syarat-syarat kefilsafatan antara lain melalui deskripsi, berfikir yang kritik, evaluative, dan abstraksi.
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Sistem yang dimaksud dalam hal ini adalah satu-kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu, lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Satu kesatuan bagian-bagian.
2.      Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3.      Saling berhubungan, saling ketergantungan.
4.      Kesemua dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem).
5.      Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore dan Voich, 1974:122)
a.Filsafat Pancasila
Menurut Ruslan Abdulgani, bahwa Pancasila  merupakan filsafat negara yang lahir sebagai collectieve Ideologie (cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father kita, kemudian dituangkan dalam suatu “sistem” yang tepat. Sedangkan menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakekat dari Pancasila.
b.  Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila
Sebagai filsafat, Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri yang berbeda dengan filsafat lainnya, yaitu antara lain :
1.          Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sebagai suatu totalitas). Dengan pengertian lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan Pancasila.
2.          Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/permanen/primer Pancasilasebagai suatu yang ada mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari dirinya sendiri.
3.          Pancasila sebagai suatu realita, artinya ada dalam diri manusia Indonesia dan masyarakatnya, sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari.
c.   Prinsip-prinsip Filsafat Pancasila
Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut :
1)   Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
2)   Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD ’45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
3)   Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
4)    Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya, tujuan diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organik. Sila-sila dalam pancasila saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa dikualifikasikan oleh sila-sila lainnya. Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu sistem, dalam pengertian bahwa bagian-bagian (sila-silanya) saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat bangsa dan Negara.
Kenyataan Pancasila yang demikian ini disebut kenyataan yang obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Sehingga Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem-sistem filsafat yang lain misalnya: liberalisme, materialisme, komunisme, dan aliran filsafat yang lain.
Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat  dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif. Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu. Fungsi Filsafat Pancasila :
a.       Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental / mendasar dalam kehidupan bernegara, Misalnya : susunan politik, sistem politik, bentuk negara, susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini harus dapat dikembangkan oleh filsafat.
b.      Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide, negara atau tujuan negara. (Kelima sila pancasila merupakan kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan).
c.       Berusaha menempatkan dan menjadi bernegara. (sehingga fungsi filsafat akan terlihat jelas kalau negara itu sudah terbentuk keteraturan kehidupan bernegara).

3.      Bukti Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sisem filsafat. Pengertian system adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. System lazimnya memiliki ciri-ciri sbb :
1.    Suatu kesatuan bagian-bagian
2.    Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3.    Saling berhubungan dan salaing ketergantungan
4.    Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu
5.    Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila pancasila setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri. Fungsi sendiri-sendiri namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
1.       Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang bersifat Organis.
2.       Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan berbentuk Piramidal.
3.       Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi.
4.       Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai suatu system filsafat.

Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila Bersifat Organis.  
Secara filosofis inti dan isi sila-sila Pancasila bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia yaitu sebagai monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat yaitu jasmani dan rohani, sifat kodrat sebagai mahluk individu sosial serta memiliki kedudukan kodrat sebagai pribadi yang berdiri sendiri dan sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME. Hal ini terjadi karena manusia (Rakyat Indonesia) sebagai pendukung utama inti dari isi pancasila.Unsur hakikat manusia merupakan kesatuan yang bersifat organis dan harmonis. Sila-sila Pancasila merupakan  penjelasan dari hakikat manusia monopluralis yang merupakan kesatuan organis maka memiliki kesatuan yang organis pula.
Susunan sila-sila Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan  berbentuk Piramidal.
Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkis sila-sila Pancasila merupakan rangkaian tingkat dalam urutan luas (kuantitas) dan juga dalam isi sifatnya (kualitas). Sedangkan makna hierarkhis adalah susunan pancasila sudah dikemas sedemikian rupa sehingga urutannya tidak akan berubah.Pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan memenuhi sebagian sistem filsafat.
Kesatuan sila-sila pancasila memiliki susunan hierarkhis piramidal maka sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah ketuhan yang berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan serta berkeadilan sosial sehingga di dalam setiap sila senantiasa terkandung sila-sila lainnya. Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal :
a.       Sila pertama : meliputi dan menjiwai sila-sila kedua, ketiga, keempat dan kelima.
b.      Sila kedua : diliputi dan dijiwai sila pertama, meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima. 
c.       Sila ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama dan kedua, meliputi dan menjiwai sila keempat dan kelima. 
d.      Sila  keempat : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, meliputi dan menjiwai sila kelima.
e.       Sila kelima : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

Susunan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi
Hakikatnya sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi pada setiap sila terkandung keempat sila lainya. Dengan kata lain setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.Rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi :
a.       Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b.      Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c.       Sila Persatuan Indonesia, adalah  ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradab,berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
d.      Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
e.       Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan

Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai suatu Sistem Filsafat
Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki, dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis.


1.      Dasar Antropologis sila-sila Pancasila
Pancasila yang terdiri atas lima sila setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-seindiri, melaikan memiliki satu kesatuan dasar ontologis. Subjek pendukung sila-sila Pancasila adalah manusia itu sendiri. Pancasila bahwa hakikat dasar “Antropologis” sila-sila Pancasila adalah manusia.
2.      Dasar Epistemologis Sila-Sila Pancaila
Dasar Epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar Ontologisnya. Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam Epistemologi yaitu, pertama tentang sumber pengetahuan manusi, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia. Sebagai suatu paham Epistemologi maka Pancasila mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk mandapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang mutlak dalam hidup manusia.
3.      Dasar Aksiologis Sila-Sila Pancasila
Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologinya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam menentukan tetang menentukan tentang pengertian nilai dan hierarkhinya. Pada hakikatnya sagala sesuatu itu bernilai, hanya nilai apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia.

Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik Indonesia
1.      Dasar Filosofis
            Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai silsafat hidup Bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis, findamental dan menyeluruh. Dasar pemikiran filosofis itu terkandung dalam setiap sila Pancasila, selain itu secara kasualitas bahwa nilai-ni  lai Pancasila bersifat objektif dan subjektif. Artinya essensi nilai-nilai Pancasila bersifat universal.
2.      Nilai-nilai Pancasila sebagai Nilai Fundamental Negara
      Pancasila merupakan dasar yang fundamental bagi negara Indonesia terutama dalam pelaksanaan dan penyelengaraan negara. Selain itu bahwa nilai-nilai Pancasila juga merupakan suatu landasan moral etik dalam kehidupan kenegaraan. Hal tersebut juga meliputi moralitas para penyelengara negara dan seluruh warga negara. Oleh karena itu bagi Bangsa Indonesia dalam era reformasi ini seharusnya bersifat rendah hati untuk mawas diri, agar kesengsaran rakyat tidak semakin bertambah.
Kedudukan dan pandangan integralistik sebagai sistem filsafat
  Pancasila merupak suatu sistem filsafat . dalam sistem itu masing-masing sifat yang saling terkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Didalam pancasila terdapat filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubungan manusia dan tuhan, hubungan dengan sesame manusia, hubungan manusia dengan lingkungan. Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia dalam pancasila tersimpul hal-hal asasi tentang manusia. Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk itu menjadi dasar Negara Indonesia yang bersifat majemuk tunggal. Dapat diungkapkan bahwa bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan juga memiliki kesamaan nasib dan juga memiliki sejarah kehidupan. Jadi Negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala golongan bagian dan seluruh anggotanya berhubungan dengan erat satu dengan yang lainnya.
Dasar Negara sebagai sistem filsafat

Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kedhidupan bernegara dilandasi oleh ideology atau filsafat pancasila. Fundamen Negara itu harus kokoh  serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideologi bangsa mengubah eksistensi dAn sifat Negara. Keutuhan Negara dan bangsabertolak dari sudut pandang atau lemahnya bangsa itu berpegang pada dasar negaranya.
Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia dalah sebagai berikut :
a.       Secara praktis fungsional, dalam tata budaya bangsa Indonesia prakemerdekaan pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandanga hidup yang dipratekkan. Secara konstitusional, bangsa Indonesia mengakui pancasila adalah dasar Negara (sifat Negara) RI.
b.      Secara psikologis dan cultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa lain dan budaya manapun. Karena, wajar bangsa Indonesia sebagai bangsa-bangsa yang lain (cina, india, arab, eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi pancasila adalah filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.
c.       Secara potensional, filsafat pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya filsafat pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional secara kuantitas dan kualitas. Filsafat pancasila merupakan bagian dari khasanah filsafat yang ada dalam kepustakaan dan peradaban modern.
A.    Penutup
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa berfilsafat berarti berfikir sedalam-dalamnya terhadap sesuatu secra metodik, sistematik, menyeluruh atau universal untuk mencari hakikat sesuatu. Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha mencari kebijaksanaan dan cinta akan kebijakan.
Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia.
Pancasila digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dala arti praktis. Hal ini berarti Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.
Pancasila sebagai sistem filsafat di Indonesia juga dapat dibuktikan dengan sila-sila pancasila yang bersifat organis, hierarkis, pyramidal, serta saling mengisi dan melengkapi.

B.     Referensi
Soegito A.T dkk. 2009. Pendidikan Pancasila. Semarang : UPT MKU UNNES.